Jumat, 13 Maret 2015

KUCING SANG "Bioluminescence"

KUCING SANG “Bioluminescence”

Genetika merupakan ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi ke generasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat. Rekayasa genetika (transgenik) atau juga yang lebih dikenal dengan Genetically Modified Organism (GMO) dapat diartikan sebagai manipulasi gen untuk mendapatkan suatu individu baru dengan cara menyisipkan bagian gen ke tubuh organisme tertentu. Rekayasa genetika juga merupakan pencangkokan gen atau DNA rekombinan.
Teknologi Rekayasa Genetika merupakan inti dari bioteknologi yang didefinisikan sebagai teknik in-vitro asam nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA ke dalam sel atau organel. Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima Pada awalnya tujuan adanya rekayasa genetika adalah untuk meningkatkan mutu kandungan gizi pada tumbuhan ataupun menciptakan sesuatu produk atau organisme yang baru pada hewan karena adanya rekayasa genetika tersebut
SEJARAH BIOTEKNOLOGI HEWAN
Bioteknologi hewan yang digunakan saat ini dibangun di atas sejarah panjang. Beberapa bioteknologi pertama digunakan meliputi teknik pemuliaan tradisional yang tanggal kembali ke 5000 SM teknik tersebut meliputi berbagai macam hewan (dikenal sebagai Hybridizing) untuk menghasilkan berbagai genetik yang lebih besar. Era modern bioteknologi dimulai pada tahun 1953, ketika ahli biokimia Amerika James Watson dan Francis Crick biofisika Inggris disajikan Model double-helix DNA mereka. Peristiwa itu menandai awal dari teknologi DNA rekombinan, atau rekayasa genetika. Pada tahun 1977, gen dari organisme lain dipindahkan ke bakteri, suatu prestasi yang akhirnya menyebabkan transfer pertama dari gen manusia.
TEKNOLOGI YANG TERLIBAT DALAM BIOTEKNOLOGI HEWAN
Bioteknologi hewan yang digunakan saat ini di dasarkan pada rekayasa genetika seperti kloning dan transgenik. Lalu bagaimana manfaat dari teknologi rekayasa genetika dari hewan? Apakah ada manfaatnya bagi manusia? Kemudian hewan apa sajakah yang dihasilkan dari bioteknologi hewan?
KLONING
Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan populasi serupa genetik individu yang terjadi di alam saat organisme bakteri, serangga, ataupun tanaman bereproduksi secara seksual. Kloning pada hewan dilakukan mula-mula pada hewan amfibi (kodok), dengan mengadakan transplantasi nukleus ke dalam telur kodok yang dihilangkan inti selnya. Sebagai pendonor, digunakan nukleus sel somatik dari berbagai stadium perkembangan. Ternyata donor nukleus dari sel somatik yang diambil dari sel epitel usus kecebong pun masih dapat membentuk embrio normal.  Reproduksi kloning dimulai dengan transfer inti sel somatik (SCNT). Di SCNT, ilmuwan menghilangkan inti dari sel telur (oosit) dan menggantinya dengan inti dari sel somatik donor dewasa, yaitu setiap sel dalam tubuh kecuali untuk oosit atau sperma. Untuk kloning reproduksi, embrio ditanamkan ke rahim seorang wanita pengganti, di mana ia dapat berkembang menjadi makhluk hidup. Hasil kloning lainnya yang terkenal adalah domba dolly dimana para peneliti melakukan kloning hewan tersebut dengan mengambil sebuah sel tubuh dari induknya dan hasilnya pun domba tersebut secara genetik sama seperti induk namun umur dari hewan kloning ini tidaklah lama. Lalu apakah ada hewan lain yang dapat dikloning menurut Anda?
TRANSGENIK
          Transgenik (juga dikenal sebagai DNA rekombinan) adalah kepindahan gen dari satu organisme ke organisme lain. Gen yang digunakan untuk memperkenalkan satu atau lebih gen dari suatu organisme ke organisme kedua. Sebuah hewan transgenik dibuat setelah organisme kedua menggabungkan DNA baru ke materi genetik sendiri. Dalam teknik ini DNA donor harus dipotong dan disisipkan, atau digabungkan, menjadi fragmen yang kompatibel DNA dari vektor - organisme yang dapat membawa DNA donor ke dalam host. Organisme inang sering adalah mikroorganisme mengalikan cepat seperti bakteri tidak berbahaya, yang berfungsi sebagai pabrik di mana DNA rekombinasi dapat digandakan dalam jumlah besar. Protein kemudian diproduksi maka dapat dihapus dari tuan rumah dan digunakan sebagai produk rekayasa genetik pada manusia, lain hewan, tumbuhan, bakteri atau virus. DNA donor dapat diperkenalkan langsung ke organisme dengan teknik seperti injeksi melalui dinding sel tanaman atau ke dalam telur dibuahi dari binatang.
KUCING SANG “Bioluminescence”

Kucing merupakan hewan yang dianugerahi kepandaian dan juga berinteraksi  baik dengan manusia. Telah kita ketahui sebelumnya bahwa hewan transgenik biasa nya dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia pula dalam segala hasil yang diperoleh seperti menghasilkan susu ataupun daging yang lebih berkualitas. Namun mengapa kucing juga di pilih untuk bahan percobaan pada sebuah bioteknologi hewan?. Apakah ada sesuatu yang unik di dalam kucing tersebut sehingga kucing menjadi hewan transgenik. Sebuah penelitian baru dibidang rekayasa genetika telah dikembangkan oleh sebuah perusahaan di Mayo Clinic College of Medicine di Minnesota, Amerika Serikat. Dimana para peneliti tersebut menggunakan kucing sebagai hewan eksperimental mereka. Alasan yang tepat mengapa para peneliti menggunakan kucing sebagai sampel karena kucing mudah terserang penyakit yang disebut Feline Immunodeficiency Virus (FIV) bahayanya seperti virus HIV pada manusia. Para peneliti tersebut mencoba teknik transgenesi untuk membuat kucing tersebut memiliki system kekebalan yang tinggi untuk melawan virus FIV ini. Virus FIV adalah sejenis virus retrovirus yang hampir serupa dengan virus AIDS pada manusia. Tetapi tidak dapat menjangkit pada manusia Sebaliknya virus ini hanya menjangkit pada kucing. Virus ini menyerang bagian sistem kekebalan imun tubuh kucing sehingga kucing sangat rentan terkena berbagai penyakit kronis. Kucing GM (Genetically Modified) juga membawa gen ekstra monyet, yang disebut TRIMCyp, yang melindungi kera rhesus dari infeksi oleh kucing immunodeficiency virus atau FIV bertanggung jawab untuk kucing AIDS. Protein TRIM ini adalah sensor sitoplasma retrovirus yang dapat menghambat infeksi dan meningkatkan kekebalan sinyal pada sel diserang oleh retrovirus. Retrovirus adalah salah satu golongan virus yang terdiri dari satu benang tunggal RNA (bukannya DNA). Setelah menginfeksi sel, virus tersebut akan membentuk replika DNA dari RNA-nya dengan menggunakan enzim reverse transcriptase. Pada kucing transgenic tidaklah memiliki perubahan bentuk yang drastis pada fisiknya, melainkan dalam keadaan gelap kucing tersebut dapat memancarkan warna hijau akibat dari pemberian green fluorescent protein (GFP) gen berasal dari ubur-ubur. Penelitian penyisipan gen ubur-ubur pada tubuh kucing bukanlah tanpa tujuan karena pada gen ubur-ubur ini sebagai penanda resisten terhadap virus FIV ini. Karna GFP ini merupakan protein yang dapat beradaptasi secara alami yang dihasilkan oleh ubur-ubur sehingga dapat memancarkan warna yang cerah di suatu keadaan yang gelap. Para peneliti banyak menggunakan ini sebagai studi-studi ekpresi gen yang diteliti sehingga gen-gen yang diamati mudah terekspresi. Pada awalnya Bioluminescence hanya digunakan oleh makhluk hidup bersel tunggal. Namun pada akhirnya para peneliti menggunakan GFP ini (green fluorescent protein) pada sel kucing bertujuan untuk melindungi mereka terhadap virus FIV  sama halnya seperti virus HIV karena itulah para peneliti melibatkan FIV ini yang mungkin juga berlaku bagi kedua spesies tersebut untuk berjuang dalam melawan AIDS. Selain itu terlihat ada perbedaan yang jelas bahwa kucing Bioluminescence di sinari UV tampak tubuhnya bersinar dan mengeluarkan sinar berwarna hijau sedangkan kucing non transgenic tidak memancarkan cahaya hal ini membuktikan bahwa GFP ini telah bersatu di dalam gen kucing sehingga tubuhnya akan bersinar di dalam kegelapan.

MASA DEPAN BIOTEKNOLOGI HEWAN
Sementara dalam memprediksi masa depan yang bisa saja berisiko bagi umat manusia ataupun lingkungan, terdapat beberapa hal yang dapat dikatakan dengan pasti tentang masa depan bioteknologi hewan. Instansi pemerintah yang terlibat dalam bioteknologi hewan, terutama Food and Drug Administration (FDA), kemungkinan akan memerintahkan kebijakan yang tertunda dan menetapkan proses untuk penggunaan komersial produk yang diciptakan melalui teknologi. FDA diharapkan untuk memerintah dalam beberapa bulan ke depan apakah akan menyetujui daging dan produk susu dari hewan kloning untuk dijual kepada publik. Hal ini juga diharapkan bahwa teknologi akan terus dikembangkan di lapangan, dengan banyak harapan untuk kemajuan dalam penggunaan organ hewan dalam operasi transplantasi manusia. Untuk menilai risiko ini merugikan lingkungan, hal ini lebih banyak pertanyaan yang harus dijawab, seperti: Apakah kemungkinan hewan hasil rekayasa akan memasuki lingkungan secara aman dan tidak membawa dampak negatif bagi makhluk hidup lainnya? Apakah akan mengubah keseimbangan ekosistem di alam?. Karena banyak ketidakpastian yang belum diharapkan maka hal ini menjadi tantangan untuk sebuah penelitian yang dapat diterima di lingkungan alam. Kombinasi gen unik ini diharapkan bisa memberikan perlindungan terhadap kucing dari serangan FIV. Jika penelitian ini berhasil, maka pengembangan gen bisa diterapkan pada manusia untuk melawan virus HIV.
ISU AGAMA
Agama memainkan peran penting dalam beberapa cara orang melihat kecanggihan dari bioteknologi hewan ini. Bagi sebagian orang, teknologi ini dianggap sebagai hujatan. Karena telah jelas hanya Allah yang telah menciptakan secara  sempurna ciptaannya baik itu tatanan alam semesta ataupun seisinya. Ada yang berpendapat bahwa melakukan hai ini adalah dosa karena mencoba untuk memperbaiki dengan memanipulasi bahan dasar dari semua kehidupan yaitu DNA. Beberapa agama sangat mementingkan "integritas" spesies, dan sebagai hasilnya, pengikut agama tersebut sangat menentang setiap upaya untuk mengubah hewan melalui modifikasi genetik.
Walaupun dalam bidang bioteknologi ini sedang berkembang pesat maka sebagai insan yang baik kita juga harus bisa memilih jenis manakah makanan yang dapat dimakan dan yang tidak boleh dimakan selain itu berbagai jenis hewan transgenic yang dihasilkan dari sebuah penelitian apabila berdampak baik untuk kesejahteraan dan kebaikan pada hewan tersebut maka sebaiknya kita sebagai masyararakat mendukung program tersebut.  Dan berbagai macam hal yang menjadi pertentangan tentang hewan bioteknologi ini semata-mata hanyalah sebagai ilmu yang dapat diambil sebagai pelajaran yang bisa dijadikan hikmah bagi umat manusia.
Wawllahualambisswab...

Sumber :
Anonim. Feline Immunodeficiency Virus (FIV). http://www.aspca.org/pet-care/cat-care/feline-immunodeficiency-virus-fiv. Diakses pada 12 Maret 2015
 Anonim. Production Transgenik Animals. http://www.biotecnika.org/archive/production_transgenic_animals.html. 2014 Diakses pada 13 Maret 2015
Anonim. Glowing Cat’s may aid HIV Research.http://www.nhs.uk/news/2011/09September/pages/hiv-research-glowing-gm-cats.aspx . Diakses pada 13 Maret 2015
Josh J. Anderson and Christopher R. Dowdy. TRANSGENIC ANIMALS. https://www.wpi.edu/Pubs/E-project/Available/E-project-031405-135846/unrestricted/IQP.pdf. 2005. Diakses pada 13 Maret 2015