KUCING SANG “Bioluminescence”
Genetika
merupakan ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi
ke generasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi hayati tersebut
mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara individu organisme,
maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang
pewarisan sifat. Rekayasa genetika (transgenik) atau juga yang lebih dikenal
dengan Genetically Modified Organism (GMO) dapat diartikan sebagai manipulasi
gen untuk mendapatkan suatu individu baru dengan cara menyisipkan bagian gen ke
tubuh organisme tertentu. Rekayasa genetika juga merupakan pencangkokan gen atau
DNA rekombinan.
Teknologi
Rekayasa Genetika merupakan inti dari bioteknologi yang didefinisikan sebagai
teknik in-vitro asam nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA
ke dalam sel atau organel. Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah
memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau
menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima Pada awalnya
tujuan adanya rekayasa genetika adalah untuk meningkatkan mutu kandungan gizi
pada tumbuhan ataupun menciptakan sesuatu produk atau organisme yang baru pada
hewan karena adanya rekayasa genetika tersebut
SEJARAH BIOTEKNOLOGI HEWAN
Bioteknologi
hewan yang digunakan saat ini dibangun di atas sejarah panjang. Beberapa
bioteknologi pertama digunakan meliputi teknik pemuliaan tradisional yang
tanggal kembali ke 5000 SM teknik tersebut meliputi berbagai macam hewan
(dikenal sebagai Hybridizing) untuk menghasilkan berbagai genetik yang lebih
besar. Era modern bioteknologi dimulai pada tahun 1953, ketika ahli biokimia
Amerika James Watson dan Francis Crick biofisika Inggris disajikan Model
double-helix DNA mereka. Peristiwa itu menandai awal dari teknologi DNA
rekombinan, atau rekayasa genetika. Pada tahun 1977, gen dari organisme lain
dipindahkan ke bakteri, suatu prestasi yang akhirnya menyebabkan transfer
pertama dari gen manusia.
TEKNOLOGI YANG TERLIBAT DALAM BIOTEKNOLOGI HEWAN
Bioteknologi
hewan yang digunakan saat ini di dasarkan pada rekayasa genetika seperti
kloning dan transgenik. Lalu bagaimana manfaat dari teknologi rekayasa genetika
dari hewan? Apakah ada manfaatnya bagi manusia? Kemudian hewan apa sajakah yang
dihasilkan dari bioteknologi hewan?
KLONING
Kloning
dalam biologi adalah proses menghasilkan populasi serupa genetik individu yang
terjadi di alam saat organisme bakteri, serangga, ataupun tanaman bereproduksi
secara seksual. Kloning pada hewan dilakukan mula-mula pada hewan amfibi
(kodok), dengan mengadakan transplantasi nukleus ke dalam telur kodok yang
dihilangkan inti selnya. Sebagai pendonor, digunakan nukleus sel somatik dari
berbagai stadium perkembangan. Ternyata donor nukleus dari sel somatik yang
diambil dari sel epitel usus kecebong pun masih dapat membentuk embrio normal. Reproduksi kloning dimulai dengan transfer
inti sel somatik (SCNT). Di SCNT, ilmuwan menghilangkan inti dari sel telur
(oosit) dan menggantinya dengan inti dari sel somatik donor dewasa, yaitu
setiap sel dalam tubuh kecuali untuk oosit atau sperma. Untuk kloning
reproduksi, embrio ditanamkan ke rahim seorang wanita pengganti, di mana ia
dapat berkembang menjadi makhluk hidup. Hasil kloning lainnya yang terkenal
adalah domba dolly dimana para peneliti melakukan kloning hewan tersebut dengan
mengambil sebuah sel tubuh dari induknya dan hasilnya pun domba tersebut secara
genetik sama seperti induk namun umur dari hewan kloning ini tidaklah lama.
Lalu apakah ada hewan lain yang dapat dikloning menurut Anda?
TRANSGENIK
Transgenik
(juga dikenal sebagai DNA rekombinan) adalah kepindahan gen dari satu organisme
ke organisme lain. Gen yang digunakan untuk memperkenalkan satu atau lebih gen
dari suatu organisme ke organisme kedua. Sebuah hewan transgenik dibuat setelah
organisme kedua menggabungkan DNA baru ke materi genetik sendiri. Dalam teknik
ini DNA donor harus dipotong dan disisipkan, atau digabungkan, menjadi fragmen
yang kompatibel DNA dari vektor - organisme yang dapat membawa DNA donor ke
dalam host. Organisme inang sering adalah mikroorganisme mengalikan cepat
seperti bakteri tidak berbahaya, yang berfungsi sebagai pabrik di mana DNA
rekombinasi dapat digandakan dalam jumlah besar. Protein kemudian diproduksi
maka dapat dihapus dari tuan rumah dan digunakan sebagai produk rekayasa
genetik pada manusia, lain hewan, tumbuhan, bakteri atau virus. DNA donor dapat
diperkenalkan langsung ke organisme dengan teknik seperti injeksi melalui
dinding sel tanaman atau ke dalam telur dibuahi dari binatang.
KUCING
SANG “Bioluminescence”
Kucing
merupakan hewan yang dianugerahi kepandaian dan juga berinteraksi baik dengan manusia. Telah kita ketahui
sebelumnya bahwa hewan transgenik biasa nya dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia pula dalam segala hasil yang diperoleh seperti
menghasilkan susu ataupun daging yang lebih berkualitas. Namun mengapa kucing
juga di pilih untuk bahan percobaan pada sebuah bioteknologi hewan?. Apakah ada
sesuatu yang unik di dalam kucing tersebut sehingga kucing menjadi hewan
transgenik. Sebuah penelitian baru dibidang rekayasa genetika telah
dikembangkan oleh sebuah perusahaan di Mayo Clinic College of Medicine di
Minnesota, Amerika Serikat. Dimana
para peneliti tersebut menggunakan kucing sebagai hewan eksperimental mereka. Alasan
yang tepat mengapa para peneliti menggunakan kucing sebagai sampel karena
kucing mudah terserang penyakit yang disebut Feline Immunodeficiency Virus (FIV) bahayanya
seperti virus HIV pada manusia. Para peneliti tersebut mencoba teknik
transgenesi untuk membuat kucing tersebut memiliki system kekebalan yang tinggi
untuk melawan virus FIV ini. Virus FIV adalah sejenis virus retrovirus yang
hampir serupa dengan virus AIDS pada manusia. Tetapi tidak dapat menjangkit
pada manusia Sebaliknya virus ini hanya menjangkit pada kucing. Virus ini
menyerang bagian sistem kekebalan imun tubuh kucing sehingga kucing sangat
rentan terkena berbagai penyakit kronis. Kucing GM (Genetically Modified) juga
membawa gen ekstra monyet, yang disebut TRIMCyp, yang melindungi kera rhesus
dari infeksi oleh kucing immunodeficiency virus atau FIV bertanggung jawab
untuk kucing AIDS. Protein TRIM ini adalah sensor sitoplasma retrovirus yang
dapat menghambat infeksi dan meningkatkan kekebalan sinyal pada sel diserang
oleh retrovirus. Retrovirus adalah salah satu golongan virus yang terdiri dari
satu benang tunggal RNA (bukannya DNA). Setelah menginfeksi sel, virus tersebut
akan membentuk replika DNA dari RNA-nya dengan menggunakan enzim reverse
transcriptase. Pada kucing transgenic tidaklah memiliki perubahan bentuk yang
drastis pada fisiknya, melainkan dalam keadaan gelap kucing tersebut dapat
memancarkan warna hijau akibat dari pemberian green fluorescent protein (GFP)
gen berasal dari ubur-ubur. Penelitian penyisipan gen ubur-ubur pada tubuh
kucing bukanlah tanpa tujuan karena pada gen ubur-ubur ini sebagai penanda
resisten terhadap virus FIV ini. Karna GFP ini merupakan protein yang dapat
beradaptasi secara alami yang dihasilkan oleh ubur-ubur sehingga dapat memancarkan
warna yang cerah di suatu keadaan yang gelap. Para peneliti banyak menggunakan
ini sebagai studi-studi ekpresi gen yang diteliti sehingga gen-gen yang diamati
mudah terekspresi. Pada awalnya Bioluminescence hanya digunakan oleh makhluk
hidup bersel tunggal. Namun pada akhirnya para peneliti menggunakan GFP ini
(green fluorescent protein) pada sel kucing bertujuan untuk melindungi mereka
terhadap virus FIV sama halnya seperti
virus HIV karena itulah para peneliti melibatkan FIV ini yang mungkin juga
berlaku bagi kedua spesies tersebut untuk berjuang dalam melawan AIDS. Selain
itu terlihat ada perbedaan yang jelas bahwa kucing Bioluminescence di sinari UV
tampak tubuhnya bersinar dan mengeluarkan sinar berwarna hijau sedangkan kucing
non transgenic tidak memancarkan cahaya hal ini membuktikan bahwa GFP ini telah
bersatu di dalam gen kucing sehingga tubuhnya akan bersinar di dalam kegelapan.
MASA DEPAN BIOTEKNOLOGI HEWAN
Sementara
dalam memprediksi masa depan yang bisa saja berisiko bagi umat manusia ataupun
lingkungan, terdapat beberapa hal yang dapat dikatakan dengan pasti tentang
masa depan bioteknologi hewan. Instansi pemerintah yang terlibat dalam
bioteknologi hewan, terutama Food and Drug Administration (FDA), kemungkinan
akan memerintahkan kebijakan yang tertunda dan menetapkan proses untuk
penggunaan komersial produk yang diciptakan melalui teknologi. FDA diharapkan
untuk memerintah dalam beberapa bulan ke depan apakah akan menyetujui daging
dan produk susu dari hewan kloning untuk dijual kepada publik. Hal ini juga
diharapkan bahwa teknologi akan terus dikembangkan di lapangan, dengan banyak
harapan untuk kemajuan dalam penggunaan organ hewan dalam operasi transplantasi
manusia. Untuk menilai risiko ini merugikan lingkungan, hal ini lebih banyak
pertanyaan yang harus dijawab, seperti: Apakah kemungkinan hewan hasil rekayasa
akan memasuki lingkungan secara aman dan tidak membawa dampak negatif bagi
makhluk hidup lainnya? Apakah akan mengubah keseimbangan ekosistem di alam?. Karena
banyak ketidakpastian yang belum diharapkan maka hal ini menjadi tantangan untuk
sebuah penelitian yang dapat diterima di lingkungan alam. Kombinasi gen unik
ini diharapkan bisa memberikan perlindungan terhadap kucing dari serangan FIV.
Jika penelitian ini berhasil, maka pengembangan gen bisa diterapkan pada
manusia untuk melawan virus HIV.
ISU AGAMA
Agama
memainkan peran penting dalam beberapa cara orang melihat kecanggihan dari
bioteknologi hewan ini. Bagi sebagian orang, teknologi ini dianggap sebagai
hujatan. Karena telah jelas hanya Allah yang telah menciptakan secara sempurna ciptaannya baik itu tatanan alam
semesta ataupun seisinya. Ada yang berpendapat bahwa melakukan hai ini adalah
dosa karena mencoba untuk memperbaiki dengan memanipulasi bahan dasar dari
semua kehidupan yaitu DNA. Beberapa agama sangat mementingkan
"integritas" spesies, dan sebagai hasilnya, pengikut agama tersebut
sangat menentang setiap upaya untuk mengubah hewan melalui modifikasi genetik.
Walaupun
dalam bidang bioteknologi ini sedang berkembang pesat maka sebagai insan yang
baik kita juga harus bisa memilih jenis manakah makanan yang dapat dimakan dan
yang tidak boleh dimakan selain itu berbagai jenis hewan transgenic yang
dihasilkan dari sebuah penelitian apabila berdampak baik untuk kesejahteraan
dan kebaikan pada hewan tersebut maka sebaiknya kita sebagai masyararakat
mendukung program tersebut. Dan berbagai
macam hal yang menjadi pertentangan tentang hewan bioteknologi ini semata-mata
hanyalah sebagai ilmu yang dapat diambil sebagai pelajaran yang bisa dijadikan
hikmah bagi umat manusia.
Wawllahualambisswab...
Sumber :
Anonim. Feline Immunodeficiency Virus (FIV). http://www.aspca.org/pet-care/cat-care/feline-immunodeficiency-virus-fiv.
Diakses pada 12 Maret 2015
Anonim. Production Transgenik Animals. http://www.biotecnika.org/archive/production_transgenic_animals.html.
2014 Diakses pada 13 Maret 2015
Anonim. Glowing Cat’s may aid HIV Research.http://www.nhs.uk/news/2011/09September/pages/hiv-research-glowing-gm-cats.aspx
. Diakses pada 13 Maret 2015
Josh J.
Anderson and Christopher R. Dowdy. TRANSGENIC
ANIMALS. https://www.wpi.edu/Pubs/E-project/Available/E-project-031405-135846/unrestricted/IQP.pdf.
2005. Diakses pada 13 Maret 2015